Dalam sejarah panjang sepak bola, hanya segelintir pemain yang benar-benar berhasil meninggalkan jejak tak terlupakan dengan kemampuan luar biasa mereka. Beberapa mampu mencapai puncak hanya dalam waktu singkat, sementara yang lain bertahan lama namun tak masuk ke jajaran pemain elite.
Namun, sesekali muncul pemain istimewa yang menggabungkan kehebatan dengan konsistensi jangka panjang. Pemain-pemain terbaik ini tidak hanya mengandalkan kemampuan, tetapi juga momen-momen penting dan kesuksesan besar, yang pada akhirnya mengukuhkan mereka sebagai legenda sepak bola sejati.
Dua nama paling menonjol dalam kategori ini adalah Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Keduanya telah mendominasi dunia sepak bola selama lebih dari satu dekade setengah, memecahkan rekor dan mengukir prestasi yang menempatkan mereka di antara yang terbaik sepanjang masa.
Pada jeda internasional terakhir, Ronaldo mencatatkan penampilan internasional ke-200, sebuah pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sementara itu, Messi juga bergabung dengan Ronaldo sebagai pemain yang telah mencetak lebih dari 110 gol untuk negaranya.
Messi mencetak tiga gol saat Argentina mengalahkan Bolivia, memperkecil jarak dengan Ronaldo dalam daftar pencetak gol terbanyak sepanjang masa. Meski begitu, Messi masih harus berjuang keras untuk menyamai pencapaian Ronaldo dalam hal jumlah gol internasional.
10. Ferenc Puskas
Ferenc Puskas, yang dikenal sebagai ‘Galloping Major,’ diakui sebagai salah satu pencetak gol paling produktif dalam sejarah sepak bola. Dengan torehan 806 gol dalam 793 pertandingan resmi untuk klub dan negara, ia menunjukkan ketajaman luar biasa di depan gawang.
Puskas mencetak 84 gol hanya dalam 85 penampilan bersama tim nasional Hungaria, yang saat itu menjadi kekuatan dunia, dijuluki The Mighty Magyars. Di bawah kepemimpinannya, Hungaria tak terkalahkan dalam 32 pertandingan berturut-turut, meraih medali emas Olimpiade 1952 dan menghancurkan Inggris dengan skor 6-3 di London serta 7-1 di Budapest.
Namun, salah satu momen yang paling diingat dalam kariernya adalah kekalahan mengejutkan dari Jerman Barat di final Piala Dunia 1954, meskipun Puskas mencetak gol meski bermain dengan cedera pergelangan kaki.
Kekalahan itu menghalanginya untuk meraih gelar juara dunia. Tak lama setelahnya, Puskas memutuskan untuk tidak kembali ke Hungaria yang saat itu berada di bawah pemerintahan komunis, membuatnya terblokir dari bermain untuk tim nasional.
Tahun-tahun terbaik karier Puskas justru dimulai ketika ia bergabung dengan Real Madrid pada usia 31. Bermitra dengan Alfredo Di Stefano, ia membawa Los Blancos menjadi tim paling dominan di Eropa, mencetak 242 gol dalam 262 pertandingan.
Bersama Madrid, Puskas memenangkan tiga Piala Eropa, lima gelar La Liga, dan meraih empat kali gelar Pichichi sebagai pencetak gol terbanyak di Spanyol. Kini, namanya diabadikan melalui Penghargaan Puskas FIFA, yang diberikan untuk gol terbaik setiap tahunnya.
9. Ronaldo Nazário (Brazil)
Ronaldo Nazário, campuran unik antara kehebatan luar biasa dan potensi yang terkendala cedera, bisa saja menjadi pemain terbaik sepanjang masa jika bukan karena cedera lutut yang parah. Sebagai pemain muda, ia menunjukkan bakat luar biasa, memecahkan rekor transfer dunia dua kali pada usia 21 tahun dan menjadi pemenang termuda penghargaan Pemain Terbaik Dunia FIFA serta Ballon d’Or, rekor yang masih bertahan.
Pada usia 17 tahun, Ronaldo meraih medali Piala Dunia 1994 bersama Brasil, meskipun ia tidak bermain. Ia menjadi bintang di Piala Dunia 1998, memenangkan Bola Emas, tetapi penampilannya di final melawan Prancis terpengaruh oleh masalah kesehatan yang misterius sebelum laga.
Cedera lutut mulai menghambat kariernya saat bermain di Inter Milan, dengan dua cedera serius yang membuatnya absen selama hampir tiga tahun. Meski mengalami masa sulit, Ronaldo bangkit dan membawa Brasil menjuarai Piala Dunia 2002, sekaligus menjadi pencetak gol terbanyak dalam sejarah turnamen pada 2006.
Di level klub, Real Madrid mengambil risiko merekrut Ronaldo setelah ia hanya tampil 17 kali dalam tiga musim sebelumnya. Namun, keputusan itu terbukti tepat, dengan Ronaldo mencetak 104 gol dalam 177 pertandingan dan memenangkan dua gelar La Liga.
Secara individu, Ronaldo dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Dunia FIFA tiga kali dan meraih dua Ballon d’Or. Ia juga mengakhiri karier internasionalnya dengan mencetak 62 gol dalam 98 pertandingan untuk Brasil, memastikan tempatnya sebagai salah satu legenda sepak bola.
8. Alfredo di Stefano (Argentina)
Sebelum kemunculan Pele di Piala Dunia 1958, Alfredo Di Stefano adalah standar emas dalam sepak bola. Sebagai bintang Real Madrid di era 1950-an, Di Stefano dianggap sebagai salah satu pemain paling lengkap sepanjang masa. Ia sering turun jauh ke area pertahanan untuk memulai serangan yang kemudian ia selesaikan sendiri.
Di Stefano adalah salah satu dari tiga pemain yang berkontribusi dalam lima kemenangan berturut-turut Real Madrid di Piala Eropa, dari edisi perdana tahun 1955 hingga 1960. Ia mencetak gol di setiap final, termasuk hattrick dalam kemenangan ikonik atas Eintracht Frankfurt, yang masih dikenang sebagai salah satu penampilan terbaik dalam sejarah sepak bola.
Selama kariernya di Spanyol, Di Stefano juga memenangkan delapan gelar La Liga dan sempat memegang rekor sebagai pencetak gol terbanyak klub serta di Piala Eropa, meskipun kedua rekor itu telah dipecahkan.
Sebagai peraih Ballon d’Or pada 1957 dan 1959, satu-satunya pencapaian yang kurang dari Di Stefano adalah kesuksesan di kancah internasional. Uniknya, ia membela tiga negara berbeda—Argentina, Kolombia, dan Spanyol—tetapi tak pernah tampil di Piala Dunia karena berbagai alasan.