10 Pemain Sepak Bola Terbaik Sepanjang Masa

Menyusun daftar 10 pemain terbaik dalam sejarah tentu menjadi tugas yang sulit, dan beberapa legenda besar seperti Eusebio, Gerd Muller, Garrincha, George Best, Ronaldinho, dan Lev Yashin mungkin tidak masuk dalam daftar. Namun, mereka tetap layak mendapatkan pengakuan atas kontribusi besar mereka di dunia sepak bola.

4. Cristiano Ronaldo

Cristiano Ronaldo
Cristiano Ronaldo

Cristiano Ronaldo telah mengalami transformasi luar biasa dari seorang pemain sayap yang gesit menjadi salah satu pencetak gol terbesar dalam sejarah sepak bola. Dengan lebih dari 900 gol di level klub dan internasional, serta lebih dari 1.200 penampilan, ia telah menorehkan prestasi luar biasa selama kariernya.

Ronaldo meraih tujuh gelar liga di tiga negara berbeda, lima trofi Liga Champions, dan membawa Portugal menjuarai Euro 2016 serta Nations League pertama.

Rekornya di pentas internasional tak kalah mengesankan dengan 133 gol dan 216 penampilan, yang menjadikannya pemain dengan penampilan internasional terbanyak sepanjang masa.

ADVERTISEMENT

Pencapaian Ronaldo di Liga Champions juga fenomenal, mencetak lebih dari 100 gol untuk tiga klub besar: Manchester United, Real Madrid, dan Juventus. Selama sembilan musim di Real Madrid, ia mencetak 450 gol hanya dalam 438 pertandingan, dan secara konsisten mencatatkan lebih dari 30 gol per musim.

Sepanjang kariernya, Ronaldo telah meraih lima penghargaan Ballon d’Or dan empat Sepatu Emas Eropa, menegaskan statusnya sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa. Meski telah berusia 39 tahun, ia terus menunjukkan performa luar biasa, memecahkan rekor demi rekor baik bersama Portugal maupun klubnya, Al-Nassr.

3. Diego Maradona

Diego Maradona
Diego Maradona, salah satu Pemain Sepak Bola Terbaik dunia

Diego Maradona dianggap berada di peringkat ketiga dalam perdebatan pemain terhebat sepanjang masa (GOAT), meskipun beberapa faktor seperti statistik yang lebih rendah, jumlah trofi yang lebih sedikit, dan durasi karier di puncak yang lebih singkat membedakannya dari dua nama lainnya. Namun, hal ini tidak mengurangi kejeniusan Maradona di lapangan, terutama saat membela Napoli dan Argentina.

ADVERTISEMENT

Maradona dianggap sebagai legenda di Napoli setelah membawa klub yang tidak diperhitungkan ke puncak Serie A, menaklukkan klub-klub besar seperti Juventus, AC Milan, dan Inter Milan. Napoli meraih dua gelar liga di bawah kepemimpinannya, prestasi yang luar biasa dan sulit ditandingi hingga puluhan tahun kemudian.

Baca Juga:  7 Derby Terbesar di Dunia, Persaingan yang Menggetarkan

Kariernya di Barcelona mungkin tidak sebrilian di Napoli, namun ia tetap menyumbangkan tiga trofi untuk klub Catalan tersebut, selain menambah gelar Argentina bersama Boca Juniors.

Di level internasional, Maradona paling diingat untuk penampilan ikoniknya di Piala Dunia 1986. Ia memimpin Argentina meraih gelar dunia dengan menampilkan dua momen legendaris melawan Inggris: “Gol Tangan Tuhan” dan “Gol Terbaik Abad Ini.” Di semifinal, ia mencetak dua gol melawan Belgia, kemudian memberikan assist kunci di final untuk mengantarkan kemenangan. Dominasi Maradona di turnamen tersebut membuatnya dianugerahi Bola Emas.

ADVERTISEMENT

Empat tahun kemudian, Argentina kembali ke final, namun kalah dari Jerman Barat. Maradona kemudian mengalami penurunan akibat tes narkoba yang gagal pada Piala Dunia 1994, yang mengakhiri karier internasionalnya dengan 91 caps dan 34 gol.

2. Pele

Pele
Pele

Dari tiga nama teratas yang sering disebut dalam perdebatan pemain sepak bola terbaik sepanjang masa, Pele mungkin menjadi yang paling rentan untuk terlupakan oleh generasi mendatang, terutama karena terbatasnya rekaman visual kariernya. Namun, dari bukti yang ada, jelas bahwa sang legenda Brasil layak mendapat julukan ‘Raja Sepak Bola.’

Klaim Pele tentang mencetak 1.279 gol dalam 1.363 pertandingan memang kerap diperdebatkan karena banyaknya pertandingan persahabatan yang ia hitung. Namun, sebagian besar pertandingan tersebut bukanlah laga biasa, melainkan melawan tim-tim terbaik dunia, yang menjadi satu-satunya cara bagi Santos untuk menguji diri mereka melawan klub-klub top Eropa saat itu.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU

TERPOPULER