5 Tips Menumbuhkan Kecintaan Anak pada Sepak Bola, Tanpa Berlebihan

Orang tua ingin melakukan segala hal yang mungkin untuk menumbuhkan kecintaan anak mereka terhadap suatu olahraga, tetapi mungkin sulit untuk melakukannya tanpa bersikap berlebihan.

Mengapa lebih dari 3 juta orang tua di Amerika Serikat memilih sepak bola untuk anak-anak mereka? Jawabannya sederhana: bagi anak-anak berusia 4 hingga 6 tahun, sepak bola adalah salah satu dari sedikit olahraga yang dapat membantu mengembangkan keterampilan motorik, kemampuan sosial, serta memberi mereka energi yang cukup terkuras agar mereka (dan Anda) bisa tidur lebih nyenyak.

Seiring waktu, kebiasaan bermain sepak bola menjadi bagian dari gaya hidup keluarga Anda. Saat anak-anak memasuki usia 10 hingga 12 tahun, Anda mulai terbiasa menghabiskan akhir pekan dengan mengantar mereka ke pertandingan.

Anda mungkin sudah memiliki kursi lipat terbaik, bergabung dalam grup obrolan dengan pelatih, dan menggunakan kamera untuk mengabadikan momen-momen penting di lapangan.

ADVERTISEMENT

Meskipun sepak bola bisa sangat melelahkan, Anda tetap setia mendukung mereka, karena tidak ada yang lebih memuaskan daripada melihat anak Anda menendang, mengoper, jatuh, dan bangkit lagi dengan semangat.

Tips mendukung minat mereka pada sepak bola

Jika anak Anda mulai menunjukkan ketertarikan pada sepak bola, sebagai orang tua tentu Anda ingin mendukung minat tersebut semaksimal mungkin. Namun, penting untuk menemukan keseimbangan antara memberikan dukungan dan memberikan ruang bagi mereka untuk tumbuh.

Berikut lima tips untuk orang tua yang ingin menumbuhkan kecintaan anak mereka terhadap sepak bola tanpa terlalu menekan. Ada juga bonus tip untuk memanfaatkan rekaman video sebagai cara membangun hubungan yang lebih baik dengan anak melalui olahraga ini.

ADVERTISEMENT

Dorong, jangan tekan

Adalah hal yang wajar jika Anda ingin anak Anda sukses, tetapi terlalu banyak tekanan bisa membuat mereka kehilangan minat atau merasa lelah sejak dini. Daripada berfokus pada menang atau kalah, cobalah tanyakan apa momen favorit mereka selama pertandingan.

Baca Juga:  7 Derby Terbesar di Dunia, Persaingan yang Menggetarkan

Daripada memberikan kritik tentang apa yang bisa mereka lakukan lebih baik, tanyakan kapan mereka merasa bangga dengan diri mereka sendiri. Bantu mereka mengukur kemajuan mereka dengan memikirkan cara mereka membantu tim, bukan dengan membandingkan mereka dengan pemain lain. Biarkan rasa antusiasme mereka pada permainan menjadi pendorong utama untuk kemajuan.

Hindari “melatih” dari pinggir lapangan

Kami mengerti, menonton setiap pertandingan anak Anda bisa sangat menyenangkan, dan terkadang sulit menahan diri untuk tidak memberi saran langsung dari pinggir lapangan.

ADVERTISEMENT

Namun, daripada berteriak instruksi atau mengkritik selama pertandingan, cobalah untuk mempercayai pelatih dan program yang ada. Bangun hubungan baik dengan pelatih dan biarkan mereka melakukan tugasnya. Setelah pertandingan, beri ruang bagi anak Anda untuk berbagi pengalamannya terlebih dahulu. Biarkan mereka memulai percakapan tentang permainan saat perjalanan pulang.

Gunakan rekaman video untuk belajar dan berinteraksi

Memanfaatkan teknologi seperti Trace untuk merekam permainan dapat membantu anak Anda melihat permainan dari perspektif yang lebih objektif. Dengan menonton rekaman, mereka dapat belajar menganalisis diri sendiri, mengembangkan kebiasaan yang bermanfaat untuk pertumbuhan mereka sebagai pemain.

Introduksi ini sejak dini dapat membantu mereka memahami area yang bisa ditingkatkan tanpa harus merasa dihakimi.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU

TERPOPULER