Sepak bola wanita memiliki sejarah yang penuh dengan tantangan, dimulai dengan era kejayaannya sebelum larangan yang diberlakukan pada tahun 1921. Pada masa itu, sekitar 150 tim sepak bola wanita bermain di hadapan penonton di seluruh Inggris, memperlihatkan popularitas yang signifikan bagi olahraga ini.
Namun, Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) memutuskan untuk melarang sepak bola wanita dengan alasan bahwa olahraga tersebut dianggap “tidak cocok untuk wanita”. Keputusan ini menghentikan perkembangan sepak bola wanita untuk waktu yang cukup lama.
Namun, sebelum larangan tersebut, sepak bola wanita mengalami masa kejayaan yang luar biasa, terutama selama Perang Dunia I. Ketika banyak pria yang biasa bermain sepak bola harus berperang, liga sepak bola Inggris pun terhenti. Ini menciptakan celah yang harus diisi, dan wanita mulai mengambil alih.
Banyak wanita yang bekerja di pabrik-pabrik untuk menggantikan posisi pria yang pergi berperang, menjaga agar pabrik-pabrik tetap beroperasi untuk memproduksi senjata dan peralatan perang. Untuk tetap bugar, banyak di antara mereka yang mulai bermain sepak bola. Pabrik-pabrik kemudian mulai mengadakan pertandingan sepak bola antar pabrik untuk tujuan amal.
Pada Hari Natal tahun 1917, lebih dari 10.000 penonton hadir untuk menyaksikan dua tim wanita bertanding di Preston, sebuah momen yang menandai kebangkitan sepak bola wanita di Inggris. Salah satu tim yang sangat terkenal saat itu adalah Dick Kerr Ladies, yang terdiri dari pekerja pabrik di Preston.
Mereka menjadi salah satu tim terbaik di sepak bola wanita selama perang dan melakukan perjalanan tur ke berbagai tempat untuk bermain. Beberapa pertandingan mereka berhasil menarik perhatian lebih dari 50.000 penonton.
Pada Boxing Day tahun 1920, tim Dick Kerr Ladies berhasil menarik 53.000 penonton di Goodison Park, rumah bagi klub Everton, sementara ribuan orang lainnya terpaksa berada di luar stadion karena tidak dapat masuk. Mereka juga memiliki pemain berbakat seperti Lily Parr, yang dikenal sebagai salah satu pencetak gol terbaik Inggris sepanjang masa, dengan hampir 1.000 gol dalam kariernya.
Namun, meskipun popularitas sepak bola wanita sedang meningkat, ada kekhawatiran bahwa keberhasilan ini bisa mengancam popularitas sepak bola pria setelah perang. Pada tanggal 5 Desember 1921, FA melarang klub-klub sepak bola untuk mengizinkan tim wanita bermain di lapangan mereka.
Larangan tersebut mengakhiri perkembangan sepak bola wanita di Inggris selama hampir lima dekade. Baru pada tahun 1969, larangan itu akhirnya dicabut dan Asosiasi Sepak Bola Wanita (WFA) dibentuk untuk memajukan sepak bola wanita di Inggris.
Perjalanan sepak bola wanita terus berlanjut dan semakin profesional. Setelah pembentukan WFA, kompetisi sepak bola wanita mulai mendapatkan pengakuan lebih luas, dengan hasil pertandingan utama ditampilkan di siaran televisi.
Piala Dunia wanita pertama kali diselenggarakan di Cina pada tahun 1991, meskipun banyak pemain yang masih belum terbiasa tampil di hadapan banyak penonton. Meskipun demikian, turnamen tersebut disambut dengan antusiasme besar, dengan 65.000 orang hadir untuk menyaksikan finalnya.
Pada tahun 1997, FA mengumumkan rencana besar untuk mengembangkan sepak bola wanita, dengan tujuan mendorong lebih banyak anak perempuan untuk bermain sepak bola di tingkat lokal dan memastikan bahwa Inggris dapat bersaing di tingkat internasional.
Pada tahun 2011, Liga Super Wanita FA (WSL) diluncurkan, sebuah langkah besar untuk memprofesionalkan sepak bola wanita di Inggris.
Ini menjadi tonggak penting dalam sejarah sepak bola wanita, dan pada tahun lalu, Liga Super Wanita menjadi liga pertama di Eropa yang sepenuhnya profesional, menandai era baru bagi sepak bola wanita yang kini semakin berkembang pesat di seluruh dunia.
