Pemenang Piala Thomas dan Uber tidak mendapatkan hadiah uang tunai karena Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) memang tidak menyediakan uang tunai sebagai hadiah dalam turnamen ini. Ini bukanlah hal baru, karena baik Piala Thomas maupun Piala Uber tidak pernah memiliki prize money sejak turnamen ini pertama kali digelar pada tahun 1977.
Meskipun China keluar sebagai juara dalam Piala Thomas dan Uber 2024, hadiah yang mereka terima hanya trofi dan medali untuk setiap pemainnya.
Keputusan ini diambil oleh BWF dengan alasan tertentu, meskipun federasi tersebut memiliki pendapatan yang besar setiap tahunnya, termasuk subsidi dari Komite Olimpiade Internasional (IOC), dan menyediakan anggaran yang besar untuk setiap turnamen yang diselenggarakan.
Jadi, tidak adanya hadiah uang tunai dalam Piala Thomas dan Uber bukanlah hal yang baru, dan hal ini telah menjadi kebijakan BWF sejak awal turnamen ini berlangsung.
Namun, dalam turnamen-turnamen seperti Piala Thomas, Piala Uber, Piala Sudirman, hingga BWF World Championship, kebijakan yang berlaku memang tidak menyediakan hadiah uang tunai bagi para pemenang.
Seluruh pendapatan dan subsidi yang dialokasikan untuk penyelenggaraan turnamen tersebut akan kembali kepada masing-masing pemain dalam bentuk lain, seperti fasilitas, venue yang memadai, pemasaran, produksi televisi, penelitian, pengembangan di berbagai benua, dan berbagai aspek lainnya.
Meskipun tidak ada hadiah uang tunai, Piala Thomas dan Piala Uber tetap merupakan ajang turnamen bulu tangkis beregu putra dan putri paling bergengsi di dunia. Oleh karena itu, menjadi juara di ajang ini tetap menjadi kebanggaan bagi siapapun yang berlaga.
