Awal Mula Olimpiade, Sebuah Festival Keagamaan Dewa Zeus

Olimpiade dikhususkan hanya untuk kaum pria, setidaknya hanya mereka yang diperbolehkan untuk cabang atletik dan yang dikategorikan olahraga tempur.

Beberapa pemenang bahkan membayar penyair untuk mengabadikan prestasi mereka dalam sebuah puisi atau membuat patung diri mereka yang dipersembahkan kepada dewa di Olimpia atau di kota asal mereka.

Penghormatan terhadap pemenang sering kali setara dengan pemujaan terhadap dewa. Di akhir abad ke-5 SM, Exaenetus dari Sisilia, Italia, disambut dengan kawalan 300 kereta perang setelah memenangkan lomba stade untuk kedua kalinya.

Salah satu atlet terbesar sepanjang masa adalah Milo dari Italia selatan, yang bisa dianggap sebagai Usain Bolt pada masanya. Di abad ke-6 SM, ia memenangkan enam kali lomba di Olimpiade dan juga berhasil meraih kemenangan di banyak pesta olahraga lainnya. Milo terkenal karena kekuatannya yang luar biasa, mampu mengangkat seekor kerbau dan mengonsumsi daging dalam jumlah yang sangat besar.

ADVERTISEMENT

Pesta olahraga

Pada awalnya, Olimpiade kuno hanya diperuntukkan bagi orang Yunani, sementara mereka yang dianggap bukan Yunani atau “barbar” tidak diizinkan untuk ikut serta.

Namun, setelah Romawi menaklukkan Yunani pada abad ke-2 SM, mereka menolak dicap sebagai barbar dan menuntut hak untuk berpartisipasi dalam Olimpiade. Di bawah kekuasaan Romawi, Olimpiade tetap berlangsung setiap empat tahun tanpa gangguan, hingga akhirnya dihentikan pada tahun 393 M oleh Kaisar Theodosius I, seorang penganut Kristen yang taat, karena dianggap sebagai bagian dari penyembahan berhala.

Kecurangan Olimpiade

Kaisar Nero pernah menunda Olimpiade dengan alasan yang berbeda. Ia menggunakan sogokan dan ancaman untuk memaksa penundaan Olimpiade selama dua tahun agar waktu penyelenggaraannya sesuai dengan kunjungannya ke Yunani pada tahun 67 M.

ADVERTISEMENT

Nero sendiri ikut serta dalam lomba kereta dengan 16 kuda, namun ia kalah dan bahkan terlempar dari kereta. Meskipun demikian, ia tetap menerima mahkota ranting zaitun dan dinyatakan sebagai pemenang.

Baca Juga:  Dewa-Dewi Olimpiade: Legenda Zeus dan Herakles dalam Sejarah Olimpiade

Upaya untuk menunjukkan kekuasaan melalui olahraga juga pernah dicoba oleh Hitler di Olimpiade Berlin 1936. Namun, berbeda dengan Nero yang berhasil memaksakan kehendaknya, Hitler tidak mampu mencegah Jesse Owens, seorang pelari kulit hitam dari Amerika, memenangkan medali emas dalam lomba lari 100 meter, meskipun Owens dianggapnya berasal dari ras yang lebih rendah dibandingkan dengan ras Arya.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU

TERPOPULER