Kemenangan Arsenal masih jauh dari kepastian, meskipun sang juara bertahan harus menghadapi tantangan besar untuk mengejar ketertinggalan dari The Gunners. Sejarah mencatat bahwa skenario seperti ini pernah terjadi sebelumnya…
Menyusun daftar comeback dalam perebutan gelar Liga Primer memang cukup menantang, mengingat jadwal pertandingan di kompetisi papan atas Inggris yang sering kali tidak seragam.
Tidak seperti banyak liga lainnya di dunia, klub-klub Liga Primer sering memiliki jadwal pertandingan yang tidak seimbang pada berbagai titik di musim, yang menjadi faktor kunci dalam beberapa comeback “terbesar” ini (* menandakan adanya satu pertandingan yang belum dimainkan).
2002-03: Manchester United menyalip Arsenal (8 poin*)
Untuk membuktikan klaim saya, mari kita kilas balik ke situasi serupa di masa lalu. Pada salah satu musim Liga Primer, Manchester United berada di posisi yang hampir identik dengan Manchester City saat ini—tertinggal delapan poin dari Arsenal, dengan satu pertandingan di tangan. Bedanya, saat itu pertandingan tersebut berlangsung pada awal Maret.
Setelah memulai musim dengan hasil yang kurang mengesankan menurut standar mereka sendiri, Setan Merah berhasil bangkit dengan performa luar biasa: meraih 15 kemenangan dan tiga hasil imbang dari 18 pertandingan liga terakhir mereka sejak Boxing Day. Akhirnya, mereka menutup musim dengan selisih lima poin di puncak klasemen. Jika Arsenal berhasil mengalahkan United di Highbury pada bulan April alih-alih bermain imbang, hasil akhirnya mungkin akan berbeda.
2012-13: Manchester City Menyalip Manchester United (8 Poin)
Salah satu akhir musim Liga Primer paling dramatis sepanjang masa terjadi pada musim ini. Gol Sergio Agüero di masa injury time melawan QPR memberikan Manchester City gelar liga pertama mereka dalam waktu yang sangat lama, dalam sebuah kisah yang bak dongeng sepak bola.
Namun, sebelum momen bersejarah itu, United sempat unggul delapan poin dengan hanya enam pertandingan tersisa. Tampaknya mereka tak mungkin kehilangan gelar, bukan? Sayangnya bagi mereka, kekalahan dari Wigan, hasil imbang melawan Everton, dan kekalahan krusial 1-0 dari City membalikkan segalanya.
Bahkan di hari terakhir musim, United hanya beberapa detik dari gelar sebelum Agüero menciptakan salah satu momen paling ikonik dalam sejarah sepak bola Inggris.
2013-14: Manchester City Menyalip Liverpool (9 Poin**)
Manchester City mencatatkan salah satu kebangkitan luar biasa dalam sejarah Liga Primer, bangkit dari ketertinggalan sembilan poin di belakang Liverpool dengan lima pertandingan tersisa. Namun, angka ini sedikit menyesatkan, mengingat City memiliki dua pertandingan lebih banyak dibandingkan The Reds.
Meski Liverpool sempat mengalahkan mereka sebelumnya, tim asuhan Manuel Pellegrini memenangkan lima pertandingan terakhir mereka di liga. Di sisi lain, Liverpool mengalami momen mengecewakan: kekalahan Steven Gerrard melawan Chelsea dan kegagalan mempertahankan keunggulan tiga gol melawan Crystal Palace membuat mereka kehilangan gelar yang tampaknya sudah dalam genggaman.
1997-98: Arsenal Menyalip Manchester United (12 Poin***)
Pada musim ini, Arsenal menunjukkan performa luar biasa dengan membalikkan defisit 12 poin dari Manchester United untuk menjadi juara. Meski selisih poin terjadi saat Arsenal memiliki 13 pertandingan tersisa, sedangkan United hanya 10, pencapaian The Gunners tetap mengesankan.
Mereka mencatat kemenangan penting di Old Trafford pada bulan Maret, yang menjadi bagian dari 10 kemenangan beruntun. Akhirnya, pasukan Arsène Wenger mengamankan gelar dengan dua pertandingan tersisa, menegaskan dominasi mereka di musim itu.
1995-96: Manchester United Menyalip Newcastle United (12 Poin)
Pada 20 Januari 1996, Newcastle United—yang dikenal sebagai “The Entertainers”—memimpin dengan keunggulan 12 poin atas Liverpool dan Manchester United. Dengan 15 pertandingan tersisa, trofi liga tampaknya sudah dalam jangkauan Newcastle, yang berpeluang mengakhiri penantian panjang sejak 1927.
Namun, performa mereka merosot tajam di akhir Februari, mencatat lima kekalahan dalam delapan pertandingan, termasuk kekalahan krusial dari Manchester United di kandang sendiri. Sebaliknya, tim asuhan Sir Alex Ferguson menunjukkan konsistensi luar biasa, memenangkan 13 dari 15 pertandingan terakhir mereka, dan memastikan gelar liga di hari terakhir musim.