Formasi 4-1-2-1-2, yang sering disebut sebagai ‘formasi Berlian’, mendapat julukan ini karena struktur formasinya menyerupai bentuk berlian. Dalam formasi ini, terdapat seorang gelandang bertahan (CDM) di dasar berlian, yang kemudian diapit oleh dua gelandang tengah (CM) yang sedikit lebih maju. Puncak berlian ditempati oleh seorang gelandang serang tengah (CAM).
Keempat pemain tengah ini memainkan peran kunci dalam formasi 4-1-2-1-2, tetapi mereka memerlukan dukungan dari enam pemain lainnya di lapangan. Barisan belakang formasi ini terdiri dari empat bek yang terdiri dari dua bek tengah dan dua bek sayap (bek kanan dan bek kiri).
Sementara bek tengah biasanya fokus pada tugas bertahan, bek sayap sering diberi kebebasan untuk naik ke depan dan mendukung lini tengah berlian. Di lini depan, terdapat dua penyerang yang bertugas menekan dari depan dan menjadi ancaman serangan di sepertiga akhir lapangan.
Formasi 4-1-2-1-2 mirip dengan formasi 4-4-2 klasik karena memiliki dua penyerang, tetapi juga memiliki elemen dari formasi 4-3-3. Gelandang serang tengah sering kali berperan dalam membantu serangan, mendukung dua penyerang di depan, sementara dua gelandang tengah lainnya berfungsi sebagai penghubung antara lini belakang dan lini depan.
Formasi ini telah digunakan sejak lama, termasuk oleh tim Brasil pada tahun 1962, yang mengadaptasi formasi ini untuk menciptakan kelebihan jumlah di lini tengah dengan pemain nomor 10 mereka, Mario Zagallo.
Kekuatan formasi 4-1-2-1-2
Formasi 4-1-2-1-2 bertujuan untuk mengontrol lini tengah dan mengungguli lawan dengan menciptakan kelebihan pemain di area tersebut. Dengan susunan berlian di lini tengah, tim dapat mengatur tempo permainan, menjaga penguasaan bola, dan melakukan serangan dengan efisien melalui kombinasi operan yang rumit.
Dalam situasi bertahan, formasi berlian ini juga menawarkan keuntungan. Struktur yang kompak dan sempit memudahkan gelandang untuk menekan lawan dan mempersempit ruang gerak mereka. Gelandang bertahan (CDM) memainkan peran kunci dalam menjaga stabilitas lini belakang dan membantu tim beralih dari menyerang ke bertahan.
Formasi ini juga fleksibel, memungkinkan gelandang untuk berperan lebih lebar dan menyerang dari sisi lapangan. Bek sayap juga dapat maju untuk memberikan dukungan serangan dan menciptakan peluang dari area sayap.
Ketika peluang ini muncul, dua penyerang di lini depan siap untuk menyelesaikannya, menambahkan dimensi serangan yang agresif dan mampu menekan garis pertahanan lawan. Keberadaan dua penyerang ini menjadi salah satu keunggulan formasi 4-1-2-1-2, menjadikannya sangat efektif dalam menyerang jika dilatih dengan baik.
Kelemahan utama dari 4-1-2-1-2?
Formasi 4-1-2-1-2 memang jarang terlihat di level teratas sepak bola Eropa, dan ini mencerminkan beberapa kelemahan yang dimilikinya. Salah satu kelemahan utamanya adalah kurangnya kekuatan di sisi sayap, baik dalam bertahan maupun menyerang.
Karena formasi ini sangat terpusat pada area tengah, dengan fokus pada menciptakan peluang melalui gelandang serang tengah (CAM) dan dua gelandang tengah, sisi lapangan sering kali kurang tercover. Ini bisa menjadi masalah saat menghadapi tim dengan sayap yang kuat atau bek sayap yang menyerang, karena akan ada celah yang dapat dieksploitasi lawan.