Boxing Day dirayakan setiap tanggal 26 Desember. Ini merupakan salah satu tradisi penting yang menyusul perayaan Natal di banyak negara. Terutama, di Inggris dan negara-negara Persemakmuran. Meskipun namanya mengandung kata “Boxing”, ternyata tidak ada kaitannya dengan olahraga tinju.
Lantas, mengapa 26 Desember dikenal sebagai Boxing Day? Berikut ini adalah penjelasan mengenai asal usul dan tradisi di balik nama tersebut.
Asal Usul Nama Boxing Day
Nama Boxing Day berasal dari zaman pemerintahan Ratu Victoria di Inggris pada abad ke-19. Pada masa itu, orang-orang kaya biasanya menyiapkan box atau kotak berisi hadiah atau uang untuk diberikan kepada orang miskin. Tanggal 26 Desember tradisionalnya adalah hari libur bagi para pelayan rumah tangga yang bekerja pada hari Natal. Pada hari ini mereka akan menerima kotak berisi hadiah atau uang dari majikan mereka sebagai tanda penghargaan.
Namun, bukan hanya pelayan rumah tangga yang menerima hadiah di hari tersebut. Para pelayan juga akan pulang ke rumah mereka pada hari itu. Mereka akan memberikan kotak berisi hadiah atau uang kepada keluarganya. Ini merupakan tradisi yang sangat dihargai di kalangan kelas pekerja pada saat itu.
Selain hubungannya dengan pemberian hadiah kepada yang kurang mampu, Boxing Day juga memiliki kaitan dengan aspek agama. Pada tanggal 26 Desember, umat Kristiani merayakan Hari Santo Stefanus (Saint Stephen’s Day). Saint Stephen’s Day sendiri diakui di Irlandia dan wilayah Catalonia, Spanyol. Santo Stefanus adalah santo pelindung bagi mereka yang kurang beruntung.
Sehingga, pemberian kotak berisi bantuan pada hari ini sangat sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan. Di beberapa negara Eropa seperti Hungaria, Jerman, Polandia, dan Belanda, satu hari setelah Perayaan Natal bahkan dirayakan sebagai Hari Natal kedua. Tradisi ini mencerminkan semangat berbagi dan memberi yang menjadi inti dari perayaan Natal.
Selain pemberian kotak dari majikan kepada pelayan, gereja juga memainkan peran penting dalam sejarah Boxing Day. Pada zaman dahulu, gereja-gereja akan mengumpulkan uang dari para jemaat selama setahun penuh yang disimpan dalam kotak amal.
Pada Hari Natal, kotak ini akan dibuka dan uang yang terkumpul akan dibagikan kepada orang miskin pada hari berikutnya, yaitu pada Boxing Day. Meski tradisi ini kini mulai jarang dilakukan, beberapa orang masih mengikuti kebiasaan memberikan Christmas box berupa uang atau hadiah kecil kepada mereka yang memberikan layanan.
Boxing Day & Tradisi Sepak Bola
Di Inggris, Boxing Day juga terkenal dengan tradisi pertandingan sepak bola yang berlangsung pada hari tersebut. Meskipun kini pertandingan sepak bola diadakan pada Hari Natal telah ditiadakan.
Namun, Boxing Day tetap menjadi salah satu hari penting dalam kalender kompetisi sepak bola Inggris. Sebelum televisi menjadi populer, pertandingan sepak bola pada 25 Desember selalu dipenuhi oleh para penggemar yang datang ke stadion untuk menonton tim favorit mereka setelah merayakan Natal.
Namun, mulai tahun 1950-an, pandangan terhadap olahraga pada Hari Natal mulai berubah. Pertandingan sepak bola terakhir pada tanggal 25 Desember diadakan pada tahun 1957. Sejak saat itu, satu hari setelah Natal menjadi hari yang paling dinanti-nantikan untuk pertandingan sepak bola, dengan tim-tim besar berlaga di stadion yang penuh sesak oleh para penggemar.