Julukan klub telah lama menjadi bagian dari budaya sepakbola dan setiap tim memiliki itu, termasuk Arsenal, yang dikenal sebagai ‘The Gunners’.
Sementara itu, identitas klub London utara tersebut, termasuk logo yang diusung, sangat diilhami oleh gagasan di balik nama mereka.
Mengapa Arsenal disebut The Gunners?
Pada tahun 1886, sekelompok 15 pekerja di pabrik amunisi Royal Arsenal di Woolwich, London tenggara, mendirikan sebuah klub sepak bola bernama Dial Square. Pada Desember tahun yang sama, klub ini berganti nama menjadi Royal Arsenal dan mulai dikenal dengan julukan The Gunners.
Julukan tersebut terinspirasi oleh pabrik tempat para pendiri bekerja, mencerminkan identitas mereka. Seiring waktu, julukan itu terus melekat dan menjadi bagian dari sejarah klub yang mendunia, dengan lambang klub yang secara konsisten menampilkan simbol meriam sebagai penghormatan terhadap akar sejarahnya.
Mengapa Arsenal Memiliki Meriam di Lambang Mereka?
Lambang ikonik klub kami telah mengalami berbagai transformasi sepanjang sejarah, tetapi satu elemen tetap konstan: meriam. Lambang pertama diperkenalkan pada tahun 1905, saat kami masih dikenal sebagai Woolwich Arsenal.
Desainnya menampilkan tiga meriam yang mengacu pada pabrik tempat klub didirikan, sekaligus terinspirasi oleh lambang Woolwich Borough.
Meski klub pindah dari Woolwich ke Highbury pada tahun 1913, simbol meriam tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kami. Elemen ini terus berkembang dan hadir di berbagai desain lambang hingga versi modern saat ini.
Awalnya, meriam pada lambang pertama diposisikan vertikal, tetapi pada musim 1921/22, klub memperkenalkan kop surat dengan meriam tunggal yang mengarah ke barat dalam desain baru. Lambang yang digunakan dari tahun 1922 hingga 1949 menampilkan meriam horizontal dengan tulisan The Gunners di sampingnya, sebuah elemen yang bertahan hingga tahun 1930.
Julukan The Gunners kembali muncul di lambang klub pada tahun 1994, ketika perisai mengelilingi logo ikonik kami, dengan tulisan tersebut ditempatkan di bagian atas. Julukan tersebut terus menghiasi lambang hingga tahun 2001, menjadi simbol kebanggaan yang tak terlupakan.
Mengapa harus Meriam?
Logo klub Arsenal, dengan gambar meriamnya, berfungsi sebagai simbol visual untuk mengenang asal-usul klub. Klub ini didirikan pada akhir abad ke-19 oleh pekerja pabrik persenjataan Royal Arsenal di Woolwich, dengan nama dan desain logo yang mencerminkan warisan tersebut.
Saat ini, logo Arsenal menampilkan meriam emas tunggal yang mengarah ke timur. Namun, desain ini merupakan hasil dari berbagai evolusi selama bertahun-tahun. Awalnya, klub mengambil inspirasi dari lambang Metropolitan Borough of Woolwich, yang menggambarkan tiga meriam vertikal dengan kepala singa di bagian bawahnya.
Setelah pindah ke Highbury, klub mulai memperkenalkan logo baru yang kemudian digunakan secara resmi. Pada awal 1920-an, meriam horizontal yang mengarah ke barat menjadi desain yang umum. Gaya meriam dalam desain ini diduga terinspirasi oleh lambang Royal Arsenal Gatehouse.
Desain meriam yang mengarah ke barat terus digunakan dalam berbagai bentuk hingga tahun 2002, sebelum akhirnya beralih ke desain saat ini, di mana meriam mengarah ke timur.
Julukan Lain Arsenal
Selain dikenal sebagai The Gunners, Arsenal juga sering disebut sebagai The Gooners, sebuah plesetan dari julukan aslinya. Meskipun sekilas tampak sebagai variasi sederhana, julukan The Gooners sebenarnya berakar pada sejarah hooliganisme dalam sepak bola Inggris.
Pada era 1970-an dan 1980-an, gerombolan hooligan atau kelompok pendukung yang cenderung melakukan kekerasan menjadi hal yang umum dalam dunia sepak bola Inggris. Arsenal sendiri memiliki kelompok hooligan yang dikenal sebagai The Goon Squad atau The Gooners.
Namun, seiring waktu, julukan tersebut telah direklamasi dan kini sepenuhnya terlepas dari konotasi kekerasan, menjadi sebutan yang digunakan dengan rasa bangga oleh para pendukung.
Di sisi lain, para rival Arsenal kerap memberikan julukan alternatif dengan nada sindiran. Salah satu yang terkenal adalah Boring, Boring Arsenal, yang merujuk pada gaya bermain klub yang dianggap defensif dan monoton selama era kepelatihan George Graham.
Ada pula ungkapan Same old Arsenal, yang berasal dari nyanyian pendukung lawan yang menuduh klub sering bermain curang. Nyanyian tersebut berbunyi: “Same old Arsenal! Always cheating!”